Senin, 09 Desember 2013

MEDIA SOSIAL DI KALANGAN REMAJA


Media Sosial dalam Di kalangan remaja
Media sosial adalah sebuah media online yang memungkinkan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan suatu karya. Dewasa ini jenis media sosial yang berkembang di masyarakat cukup banyak. Jenis-jenis media sosial yang berkembang saat ini antara lain Facebook, Twitter, Google+, Tumblr, YouTube, Blogger, dan lain lain. Media sosial mengusung kombinasi antara ruang lingkup elemen dunia maya, dalam produk-produk layanan online seperti blog, forum diskusi, chat rooms, email, website, dan juga kekuatan komunitas yang dibangun melalui jejaring sosial (Juju, 2010:1).

Media Sosial yang amat menjamur saat ini
Juju (2010:1) mengatakan bahwa apa yang disampaikan dalam media sosial memberikan efek kekuatan (power) tersendiri karena basis pembangunannya berupa teknologi dan juga berbagai media interaksi yang dikomunikasikan dalam teks, gambar, audio, maupun video. Tambahan pula, eleman jejaring sosial yang memang ditujukan untuk terus terkoneksi, berkomunikasi bahkan saling berbagi (sharing).

Saat ini teknologi internet dan mobile phone (telepon genggam) semakin maju yang mengakibatkan media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Saat ini untuk mengakses Facebook atau Twitter bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang yang mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju tetapi juga di Indonesia. Kecepatannya arus media sosial tersebut mulai menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Tambahan pula, tarif internet saat ini sudah sangat terjangkau bagi mahasiswa. Perusahaan telekomunikasi berlomba-lomba untuk menyajikan tarif internet termurah dengan layanan terbaik sehingga sebagian besar mahasiswa sudah berlangganan internet. Internet saat ini merupakan teknologi yang telah menjadi kebutuhan banyak orang (Setyaji, 2010:260).

Twitter menjadi idola di Indonesia
Pengguna media sosial pun semakin hari semakin berkembang pesat. Media sosial Facebook merupakan media sosial yang memiliki pengguna terbanyak di dunia saat ini. Pengguna Facebook diperkirakan mencapai 250.000.000 akun. Media sosial MySpace diperkirakan memiliki pengguna sebanyak 122.000.000 akun, Twitter memiliki pengguna sebanyak 80.500.000 akun, dan Linkedin memiliki pengguna sebanyak 50.000.000. Kartajaya (2010:45) mengatakan bahwa Facebook ibarat sebuah negara yang memiliki banyak suku dan etnis karena sampai saat ini Facebook telah menggunakan lima puluh bahasa asing selain bahasa Inggris.

Juju (2010:3) mengatakan bahwa jumlah pengguna Twitter di Indonesia mencapai 19.500.000 pengguna pada tahun 2010. Jumlah tersebut menempati posisi kelima dunia setelah Amerika Serikat (sekitar 107.000.000 pengguna), Brasil (33.000.000 pengguna), Jepang (29.000.000 pengguna), dan Inggris (24.000.000 pengguna).

Pengguna Facebook di Indonesia telah mencapai 43.060.000 pengguna pada tahun 2010. Pengguna Facebook di Indonesia berasal dari golongan bawah hingga golongan atas sedangkan pengguna Twitter di Indonesia memiliki karakteristik khusus. Kebanyakan pengguna Twitter tersebut merupakan golongan menengah ke atas yang cukup mandiri dalam ekonomi (Juju, 2010:3).

Kalangan remaja diketahui merupakan pengguna terbesar media sosial. Saat ini lebih dari 50% akun di media sosial dipegang oleh kalangan remaja. Kalangan remaja yang menggunakan media sosial terdiri dari golongan siswa dan mahasiswa. Mahasiswa dalam hal ini memiliki peranan besar dalam perkembangan media sosial saat ini. Hampir setiap mahasiswa diperkirakan minimal mempunyai satu jenis akun media sosial bahkan banyak mahasiswa yang mempunyai lebih dari sepuluh jenis akun media sosial perorangnya. Kalau pun belum mempunyai akun, mahasiswa dengan mudah bisa membuatnya.

Media sosial menjadi suatu kebutuhan yang vital dan penting bagi kalangan mahasiswa. Media sosial bersifat bebas, tanpa aturan, dan tidak terkontrol. Akibatnya, media sosial tersebut banyak disalahgunakan terutama oleh kalangan mahasiswa. Penyalahgunaan tersebut dapat berupa penggunaan media sosial yang merugikan diri sendiri maupun penggunaan media sosial yang merugikan orang lain.

Sebagian besar mahasiswa sering atau pernah menggunakan media sosial yang merugikan diri sendiri. Penggunaan media sosial yang berlebihan hingga lupa waktu merupakan salah satu contoh penggunaan media sosial yang merugikan diri sendiri. Akibatnya, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu untuk menggunakan media sosial secara mubazir. Waktu yang seharusnya digunakan mahasiswa untuk mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting menjadi sia-sia sehingga pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya cepat selesai menjadi tertunda. Hal tersebut tentu menjadi kerugian yang sangat besar bagi mahasiswa sendiri.

Mahasiswa sering menggunakan media sosial yang merugikan orang lain. Dampak negatif media sosial tidak hanya merugikan mahasiswa sendiri tetapi juga bisa merugikan orang lain. Kenyamanan orang lain bisa terganggu oleh aktivitas mahasiswa melalui media sosial. Ketika mahasiswa menggunakan media sosial berlebihan, secara tidak langsung perbuatan tersebut bisa mengganggu kenyamanan orang lain. Di dalam media sosial, mahasiswa otomatis terhubung dengan pengguna media sosial lainnya. Apabila mahasiswa menggunakan media sosial secara tidak baik, orang lain bisa terkena dampak tidak baik tersebut.

Media sosial dapat pula digunakan untuk tindak kriminal oleh kalangan mahasiswa. Tindak kriminal yang umum terjadi di media sosial adalah tindak penipuan. Penipuan tersebut dapat membuat korban kehilangan harta, benda, hingga kehormatannya. Saat ini banyak ditemukan tindak kriminal yang berawal dari media sosial dan banyak pelakunya adalah seorang mahasiswa. Oknum mahasiswa mengincar pengguna media sosial lain untuk dijadikan korbannya. Korban tersebut dengan berbagai cara dihasut oleh oknum mahasiswa agar bisa dirampas harta, benda, bahkan kehormatannya.

Kasus-kasus penculikan sering bermula dari media sosial. Facebook sebagai salah satu media sosial ternyata telah digunakan sebagai sarana penculikan yang cukup ampuh. Beragam data diri dan foto pribadi bisa diakses melalui situs tersebut dengan bebas sehingga sangat memudahkan penculik untuk memilih korbannya secara langsung. Mahasiswa-mahasiswa dari keluarga yang mampu (kaya raya) umumnya menjadi target penculikan selain mahasiswa-mahasiswa berparas cantik dan seksi yang bisa dieksploitasi oleh penculik tersebut (Jubilee, 2010:84).


Konflik-konflik mahasiswa di media sosial bisa berujung pada hal-hal negatif. Mahasiswa dengan bebas bisa berhubungan dengan semua pengguna melalui media sosial. Apabila hubungan antarpengguna tidak berjalan baik, bisa mengakibatkan perselisihan. Media sosial yang dapat diakses bebas oleh semua kalangan bisa menimbulkan berbagai kedengkian yang mengakibatkan perselisihan. Perselisihan tersebut dapat berlanjut pada pertengkaran dan akhirnya berujung pada suatu tindak kriminal, misalnya pengancaman, penghinaan, penganiayaan, dan pembunuhan.

Media sosial seperti pisau bermata dua secara psikologis. Media sosial dapat meningkatkan dan menurukan prestasi belajar, tergantung bagaimana pemakaiaannya. Juju (2010:77) mengatakan bahwa bagi generasi digital, teori six degree of separation yang melandasi perkembangan media sosial adalah jembatan bagi mereka untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan dari siapa saja. Penggunaan media sosial yang tanpa kendali, akan mengakibatkan mahasiswa melupakan tugas utama mereka di bangku kuliah, dan memilih memasuki dunia virtual tanpa batas.

Terlepas dari sisi kompleksitas di atas, ternyata media sosial juga berguna dalam proses belajar-mengajar. Fitur notes pada Facebook dapat digunakan untuk berbagi catatan kuliah sedangkan kuliah tweet (kultwit) pada Twitter dapat digunakan untuk menjadi pointer terhadap perkuliahan atau pengajaran. Sebagian besar himpunan atau perkumpulan mahasiswa telah memiliki akun Facebook dan Twitter. Akun-akun tersebut digunakan untuk berbagi informasi yang terkait dengan kuliah dan pergerakan mereka.

Penggunaan media sosial secara positif dan bermanfaat mutlak diterapkan oleh kalangan mahasiswa. Penggunaan media sosial yang positif dapat mengakibatkan hubungan yang baik antarpengguna serta berdampak positif pula dalam kehidupan nyata. Dewasa ini banyak pula kalangan mahasiswa yang sudah mengunakan media sosial secara positif terutama untuk mendukung kegiatan perkuliahannya. Media sosial digunakan untuk sarana pembelajaran mahasiswa, sarana bertukar pikiran antarmahasiswa, sarana berdiskusi antarmahasiswa, dan sebagai forum mahasiswa secara online.

Arus informasi yang begitu cepat membuat media sosial mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi saat ini. Saat ini mahasiswa tidak perlu membaca koran yang terpajang di dinding-dinding kampus atau susah-susah membeli kora di pedagang koran. Mahasiswa cukup mengakses media sosial melalui internet, maka semua informasi dan berita terbaru bisa diakses.

Setyaji (2010:262) mengatakan bahwa jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh besar terhadap ilmu dan pandangan dunia. Pengguna internet di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas berbagai informasi.

Media massa elektronik pada saat ini menggunakan media sosial sebagai ajang promosi beritanya. Setiap media massa membuat berita terbaru, maka otomatis berita tersebut akan tersebar luas melalui media sosial. Di sini mahasiswa mempunyai keuntungan untuk bisa mengakses berita terbaru secara cepat bahkan selang satu detik berita tersebut diterbitkan bisa langsung dibaca. Kemudahan mahasiswa untuk mengakses berbagai informasi dan berita melalui media sosial diharapkan bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa itu sendiri.

Berbagai artikel atau makalah yang dibagikan melalui media sosial dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Mahasiswa tidak perlu susah payah pergi ke perpustakaan, membeli buku, memfotokopi buku, atau meminjam buku. Mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan melalui media sosial secara tepat. Banyak pula dosen yang sudah menerapkan pembelajaran melalui media sosial. Dosen tersebut membagikan materi-materi perkuliahan melalui media sosial kepada mahasiswanya sehingga mahasiswa dengan mudah dapat mengakses dan mempelajarinya.

Dosen dengan mudah bisa ditemui atau diakses oleh mahasiswa melalui media sosial. Jubilee (2010:66) mengatakan bahwa ada kecenderungan mahasiswa enggan untuk datang menemui dosen pada jam kerja. Oleh sebab itu, dosen bisa mengefektifkan jam kerja online baik pada jam kerja atau di luar jam kerja. Dosen bisa memanfaatkan hashtag Twitter selama jam kerja atau membuat thread diskusi di Facebook. Ini akan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan informasi yang dipublikasikan bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa.

Dosen bisa membuat grup atau halaman (page) di Facebook untuk setiap mata kuliah. Halaman (page) di Facebook di mana para mahasiswa bisa melakukan Like bisa menjadi one-stop information hub yang memungkinkan interaksi antara dosen dan mahasiswa. Halaman di Facebook ini digunakan untuk update tugas kuliah, membuat kelompok diskusi virtual, atau sekadar menginformasikan suatu perubahan di kelas. Dosen cukup menugaskan mahasiswa untuk mengunggah tulisan yang berkaitan dengan isi perkuliahan dan dilanjutkan dengan diskusi di kelas.

Mahasiswa dapat membangun jaringan dengan para profesional karena proses pembelajaran tidak bisa seratus persen dipenuhi dari aktivitas di kelas. Dosen bisa merancang tugas yang meminta mereka untuk mencari dan mengidentifikasi kontak para profesional melalui media sosial kemudian meminta mahasiswa untuk membangun kontak dengan orang-orang tersebut. Saat ini, relatif sulit bagi para wisudawan untuk mendapatkan pekerjaan tanpa jaringan atau koneksi. Untuk itu, sejak awal para mahasiswa perlu berinteraksi secara intensif dengan orang-orang di bidang yang mereka tekuni.





Jubilee (2010:67) mengatakan bahwa media sosial bisa digunakan untuk menyebarkan informasi (materi kuliah atau hyperlink) atau bahkan menjadikannya media pembelajaran kolaboratif. Agar efektif, media sosial perlu menjadi bagian integral dari kurikulum di kelas yang diperhitungkan sebagai bagian dari nilai akhir perkuliahan. Hal tersebut penting untuk mendapatkan perhatian maksimal dari mahasiswa. Dengan demikian, perkuliahan atau pembelajaran di kelas makin dinamis, interaktif, dan menantang bagi mahasiswa dengan didukung penggunaan media sosial.

Darma (2009:223) mengatakan bahwa menjalin hubungan persabahatan bisa juga dilakukan di dunia maya (internet) seperti halnya di dunia nyata. Bedanya, hubungan di dunia maya tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan seseorang yang bersangkutan. Tentu saja, etika ketika mengajak berkenalan harus dijaga. Proses untuk menjalin hubungan di dunia maya (internet) disebut social networking (jejaring sosial).

Berbicara dengan baik dan benar perlu diterapkan di media sosial selain diterapkan di dunia nyata. Budaya berbicara yang santun harusnya tidak hanya terjadi saat tatap muka tetapi juga melalui perangkat elektronik di dunia maya. Hubungan mahasiswa dengan orang lain akan menjadi sulit jika mahasiswa tersebut tidak santun dalam berbicara. Mahasiswa dapat memengaruhi orang lain dengan berbicara. Penipuan, kebohongan, kekeliruan, dan bicara kasar membuat hubungan mahasiswa dengan orang lain menjadi buruk. Seperti yang Buddhisme tunjukkan (dalam Kartajaya, 2010:53), ucapan benar berarti mengatakan kebenaran, memikirkan kepentingan orang lain, dan berbicara dengan rasa yang baik dan santun. Berbicara yang benar bukan hanya untuk perbincangan tatap muka, melainkan juga di ruang publik, seperti media sosial. Jika pikiran dan hati tidak menuntun seseorang untuk santun berbicara, integritas dan hubungannya dengan sesama akan hancur.

Mahasiswa dapat berkomunikasi antarmahasiswa lain melalui media sosial. Diskusi yang umumnya dilakukan secara langsung pada waktu dan tempat yang bersamaan saat ini sudah mulai beranjak menjadi diskusi secara online. Diskusi secara online tidak perlu mempertemukan mahasiswa-mahasiswa secara langsung pada waktu dan tempat yang sama. Mahasiswa yang berada di Bantul bisa dengan mudah berdiskusi dengan mahasiswa yang berada di Jakarta tanpa adanya suatu hambatan. Diskusi-diskusi tersebut tentu sangat bermanfaat bagi mahasiswa dengan syarat tema yang didiskusikan juga positif. Komunikasi dua arah antarmahasiwa juga bisa dengan cepat dilakukan melalui media sosial. Media sosial membuat arus komunikasi antarmahasiswa saat ini selalu hidup dan tidak putus. Komunikasi antarmahasiswa yang selalu hidup mempunyai dampak manfaat yang sangat besar antarmahasiswa tersebut.

Media sosial menjadi sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan informasi. Sifat yang wordlwide pada media soial menjadi keunggulan tersendiri dalam penyebaran informasi. Mahasiswa dapat membuat tulisan tentang pengumuman atau terkait perkuliahan yang bisa dibaca oleh mahasiswa lain khususnya mahasiswa yang sejurusan. Mahasiswa lain yang memiliki akun serupa dapat mengakses informasi tersebut sehingga koordinasi dan komunikasi antarmahasiswa bisa lancar. Namun yang perlu ditekankan adalah efektivitas penyampaian informasi melalui media sosial hanya akan terasa pada mahasiswa yang rutin melakukan akses keakun media sosial tersebut.


Darma (2009:153) mengatakan bahwa seseorang bisa mempublikasikan tulisan dan karyanya melalui media sosial di internet. Media sosial memiliki peran sebagai penyalur kretivitas, hobi, dan ekspresi dari pengguna. Karya yang terpublikasikan di media sosial melalui internet otomatis dapat diakses oleh pengguna media sosial yang lain.


Jangkauan yang sangat luas
Media sosial bisa diakses oleh publik. Apa saja yang diunggah di media sosial bisa diakses oleh khalayak luas, dengan demikian karya-karya mahasiswa tidak hanya dibaca atau dinilai oleh dosen tetapi juga dibaca, dinilai, dan dikritisi oleh khalayak luas (peer and public review). Media sosial bersifat interaktif sehingga pembaca atau user bisa memberikan komentar atau bahkan menyebarluaskan ke komunitas terbatas atau publik yang lebih luas.

Media sosial menjadi sarana untuk berkarya dan berkreasi bagi mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kreativitas dapat membagikan karyanya melalui media sosial. Karya yang dibagikan di media sosial secara tidak langsung sudah menyebar ke segala penjuru dunia. Apabila karya tersebut diakses oleh banyak orang dari berbagai belahan dunia, mahasiswa tersebut akan merasa bangga dan semakin memompa semangat mahasiswa tersebut untuk terus berkarya. Karya-karya yang dibagikan oleh mahasiswa diharapkan bisa berguna dan bermanfaat bagi orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar